"Bahasa Kasih" Jumat, 30 Mei 2014. Kis 18:9-18 Mzm 47:2-7 Yoh 16:20-23a
SUKACITA DALAM KESEDERHANAAN
..kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. - Yoh 16:20
Krisis ekonomi membuat banyak orang panik.
Ada yang kuatir uang di tabungannya hilang karena banknya dinyatakan pailit.
Ada yang kuatir bisnisnya gulung tikar karena tidak ada yang beli.
Ada yang kuatir kehilangan pekerjaannya.
Tapi ada juga yang tidak terpengaruh dengan semua itu.
Saya melihat, justru orang yang dianggap rendah seperti tukang sayur, tukang sampah, dan lain-lain tidak terpengaruh oleh krisis itu.
Mereka tetap bekerja seperti biasa.
Dan yang lebih menarik perhatian, tidak ada kecemasan sama sekali pada diri mereka.
Dulu saya berpikir, bagaimana mungkin seorang tukang sampah yang notabene tidak hidup dengan layak bisa bertahan hidup di Jakarta.
Penghasilan sebulan hanya tujuh ratus ribu dan harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk dua orang anak.
Untuk saya makan sehari saja bisa menghabiskan lima puluh ribu, berarti sebulan perlu satu juta lebih.
Dan itu untuk keperluan makan sendiri.
Saya membayangkan diri saya pasti stres jika memiliki penghasilan pas-pasan.
Tapi tukang sampah yang saya lihat dapat hidup tanpa beban dan tetap memiliki sukacita.
Injil hari ini berbicara tentang sukacita. Sukacita adalah buah Roh yang berasal dari Tuhan. Akan tetapi semuanya tergantung dari kita sendiri yang mengendalikan.
Belajar dari si tukang sampah tadi, dua hal yang dapat diambil adalah kepasrahan dan kesederhanaan.
Pasrah bahwa Tuhan yang akan mencukupi kebutuhan kita dan mengatasi segala persoalan.
Kesederhanaan bukan berarti harus hidup miskin, tetapi berarti hidup tidak berlebihan.
Tidak makan berlebihan dan tidak bergaya hidup berlebihan. (Ch)
Apakah saya merasa sukacita setiap hari?
No comments:
Post a Comment
Do U have another idea ?
LET'S SHARE 2 US.