Monday, October 23, 2017

23 Oktober 2017 Senin Pekan Biasa XXIX . HIDUP KITA LEBIH MULIA DARI PADA KEKAYAAN"

"HIDUP KITA LEBIH MULIA DARI PADA KEKAYAAN"

Bacaan Liturgi 23 Oktober 2017
Senin Pekan Biasa XXIX


Bacaan Pertama Rom 4:20-25 

Mazmur Luk 1:69-75.
Bacaan Injil Luk 12:13-21.

Injil Lukas 12:20, menulis.

Yesus berkata:"Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu."

Perkataan Yesus ini harus didengarkan dengan baik..! Pada zaman sekarang ini, situasi yang sama masih tetap terjadi. Kita menyaksikan sendiri betapa orang berlomba untuk mencari dan mengumpulkan kekayaan, harta benda. Bahkan yang memprihatinkan, berbagai cara termasuk yang tidak baikpun, digunakan untuk maksud itu. Dalam hal ini bukan hanya kebodohan yang terjadi, namun juga kesia-siaan hidup. Tidak sedikit orang yang hancur karena situasi ini. Suasana persaudaraanpun menjadi kacau karena persaingan yang tidak sehat. Inilah saatnya bagi kita, para pengikut Yesus, untuk bertindak, mulai dari diri kita sendiri. Kita harus berani keluar dari situasi yang hanya mengejar kekayaan dan menjauh dari Tuhan. Ini pula tugas kita untuk menyadarkan sebanyak mungkin orang, bahwa hidup mereka adalah lebih mulia dari pada kekayaan itu.

Terima kasih Tuhan Yesus karena Engkau telah mengingatkan aku akan keadaan diriku dan sikapku terhadap harta duniawi. Amin.
Met Hari Senin.

#


Homili Sri Paus sangat bagus sebagai pegangan menjalani hidup

MENJADi MANUSIA YANG BAHAGIA

Alihbahasa oleh Rm. Ignatius Ismartono, SJ 

"Engkau mungkin memiliki kekurangan, merasa gelisah dan kadangkala hidup tak tenteram, namun jangan lupa hidupmu adalah sebuah proyek terbesar di dunia ini. Hanya engkau yang sanggup menjaga agar tidak merosot. 
Ada banyak orang membutuhkanmu, mengagumimu dan mencintaimu. 

Aku ingin mengingatkanmu bahwa menjadi bahagia bukan berarti memiliki langit tanpa badai, atau jalan tanpa musibah, atau bekerja tanpa merasa letih, ataupun hubungan tanpa kekecewaan. 
Menjadi bahagia adalah mencari kekuatan untuk memaafkan, mencari harapan dalam perjuangan, mencari rasa aman di saat ketakutan, mencari kasih di saat perselisihan. 

Menjadi bahagia bukan hanya menyimpan senyum, tetapi juga mengolah kesedihan. 

Bukan hanya mengenang kejayaan, melainkan juga belajar dari kegagalan. 

Bukan hanya bergembira karena menerima tepuk tangan meriah, tetapi juga bergembira meskipun tak ternama.

Menjadi bahagia adalah mengakui bahwa hidup ini berharga, meskipun banyak tantangan, salah paham dan saat-saat krisis. 

Menjadi bahagia bukanlah sebuah takdir, yang tak terelakkan, melainkan sebuah kemenangan bagi mereka yang mampu menyongsongnya dengan menjadi diri sendiri. 

Menjadi bahagia berarti berhenti memandang diri sebagai korban dari berbagai masalah, melainkan menjadi pelaku dalam sejarah itu sendiri. 

Bukan hanya menyeberangi padang gurun yang berada diluar diri kita, tapi lebih dari pada itu, mampu mencari mata air dalam kekeringan batin kita. 

Menjadi bahagia adalah mengucap syukur setiap pagi atas mukjizat kehidupan. 

Menjadi bahagia bukan merasa takut atas perasaan kita. Melainkan bagaimana membawa diri kita. Untuk menanggungnya dengan berani ketika diri kita ditolak.

Untuk memiliki rasa mantab ketika dikritik, meskipun kritik itu tidak adil. 

Dengan mencium anak-anak, merawat orang tua, menciptakan saat-saat indah bersama sahabat-sahabat, meskipun mereka pernah menyakiti kita. 

Menjadi bahagia berarti membiarkan hidup anak yang bebas, bahagia dan sederhana yang ada dalam diri kita; memiliki kedewasaan untuk mengaku "Saya Salah", & memiliki keberanian untuk berkata "Maafkan Saya"....

Memiliki kepekaan untuk mengutarakan "Aku membutuhkan kamu" ; memiliki kemampuan untuk berkata "Aku....

Dengan demikian hidupmu menjadi sebuah taman yang penuh dengan kesempatan untuk menjadi bahagia. 

Di musim semi-mu, jadilah pecinta keriangan. Di musim dingin-mu, jadilah seorang sahabat kebijaksanaan. 

Dan ketika engkau melakukan kesalahan, mulailah lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan lebih bersemangat dalam menjalankan kehidupan. 

Dan engkau akan mengerti bahwa kebahagiaan bukan berarti memiliki kehidupan yang sempurna, melainkan menggunakan airmata untuk menyirami toleransi, menggunakan kehilangan untuk lebih memantabkan kesabaran, kegagalan untuk mengukir ketenangan hati, penderitaan untuk dijadikan landasaan kenikmatan, kesulitan untuk membuka jendela kecerdasan. 

Jangan menyerah... Jangan berhenti menghasihi orang orang yang engkau cintai..... Jangan menyerah untuk menjadi bahagia karena kehidupan adalah sebuah pertunjukan yang menakjubkan. 

Dan engkau adalah seorang manusia yang luarbiasa!" 

Paus Fransiskus -

#





Monday, 23rd OCTOBER
St John Capistrano, priest

Luke 12:13-21

Jesus told them a parable, saying, "The land of a rich man brought forth plentifully; and he thought to himself, 'What shall I do, for I have nowhere to store my crops?' And he said, 'I will do this: I will pull down my barns, and build larger ones; and there I will store all my grain and my goods. And I will say to my soul, Soul, you have ample goods laid up for many years; take your ease, eat, drink, be merry.' But God said to him, 'Fool! This night your soul is required of you; and the things you have prepared, whose will they be?' So is he who lays up treasure for himself, and is not rich toward God."

You know how the pharaohs of Ancient Egypt used to be buried surrounded by all their treasures. It only served to ensure that their graves would be plundered and their treasures taken away. "For what will it profit a man, if he gains the whole world and forfeits his life?"

A man who was travelling to the Middle East went to visit a holy hermit who lived in a cave with nothing other than was necessary. The man, surprised at his poverty, exclaimed: 'Where is your furniture?' The wise hermit answered: 'And where is yours?' 'But', replied the traveller, 'I am on a journey. I don't intend to live here!'. 'So am I' answered the holy man, 'just on my way to Heaven. I don't intend to live on earth for ever!'

Everyone has an ambition. As Mother Angelica explained once, some people don't spare any effort to become a banker or a physicist; they would devote their whole lives to being able to add letters like MD, PhD, MBA, at the end of their names. Some people will do anything to gain honours, esteem, fame or money… But all our titles, diplomas, qualifications and credentials will be useless to get into heaven. The only worthwhile ambition is to add 'St' before our names: to become saints. To become St Thomas, St Charles, St Catherine, St John Capistrano, St … (fill the gap with your name). We should spare no effort to attain it, because that will be the only achievement that will last for ever!

Mary, my Mother, help me make it my great ambition to gather a great treasure in Heaven by loving God on earth.

#


Commentary of the day : 

Vatican Council II 
Constitution on the Church in the modern world « Gaudium et spes », § 88-90 (©Libreria Vaticana editrice; cf breviary 31st March) 

Accumulating wealth for oneself or becoming rich in the sight of God?

Christians should cooperate willingly and wholeheartedly in establishing an international order that includes a genuine respect for all freedoms and amicable brotherhood between all. This is all the more pressing since the greater part of the world is still suffering from so much poverty that it is as if Christ Himself were crying out in these poor to beg the charity of the disciples. Do not let men, then, be scandalized because some countries with a majority of citizens who are counted as Christians have an abundance of wealth, whereas others are deprived of the necessities of life and are tormented with hunger, disease, and every kind of misery. The spirit of poverty and charity are the glory and witness of the Church of Christ. Those Christians, and especially the young, are to be praised and supported, therefore, who volunteer their services to help other men and nations... 

Therefore, to encourage and stimulate cooperation among men, the Church must be clearly present in the midst of the community of nations both through her official channels and through the full and sincere collaboration of all Christians... Special care must be given, in both religious and civil education, to the formation of youth in this regard... 

Finally, it is very much to be desired that Catholics, in order to fulfill their role properly in the international community, will seek to cooperate actively and in a positive manner both with their separated brothers who together with them profess the Gospel of charity and with all men thirsting for true peace.

#

No comments:

Post a Comment

Do U have another idea ?


LET'S SHARE 2 US.